Ketetapan
Bagi Kita yang Harus Kita Pahami
لَقَدْ
خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي كَبَدٍ﴿٤﴾
Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.
(QS: Albalad, 4)
Kesusah
payahan dalam kehidupan ini merupakan ketetapan dalam Alquran dan
sekaligus kenyataan yang bisa kita saksikan dan rasakan. Sesungguhnya
manusia akan dihadapkan pada kesusah payahan yang menanti sepanjang
hayatnya, mulai dari penciptaannya dalam rahim ibunya sampai ajal
menjemputnya.
Kita
dapat menyaksikan bagaimana ketika seorang anak mulai belajar makan,
berbicara, berjalan, semuanya berawal dari hal yang paling mudah
kemudian bertingkat sehingga mampu melakukannya dengan benar, semua
proses tersebit adalah sebagian bentuk nyata kesusah payahan dalam
kehidupan yang dapat kita saksikan. Demikian juga ketika beranjak
dewasa mulailah mencari pasangan hidup , membina rumah tangga,
bekerja, semuanya merupakan kesusah payahan yang pasti akan dilalui
oleh manusia dalam hidupnya, demikian keadaan manusia hingga menemui
Tuhannya Allah Robbul
‘alamiin. Allah
ta’ala berfirman:
يَا
أَيُّهَا الْإِنْسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ
إِلَىٰ رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَاقِيهِ
﴿٦﴾
“Hai
manusia, Sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh
menuju Tuhanmu, Maka pasti kamu akan menemui-Nya.”
(QS: Alinsyiqoq, 6)
Namun
tidak cukup bagi seorang mukmin hanya mengetahui bahwa dia diciptakan
dalam keadaan susah payah, akan tetapi yang terpenting bagaimana
seharusnya menyikapi kesusah payahan tersebut? Mengambil faedah dari
kesusahan tersebut, bagaimana hasil dan buah dari kesusahan
tersebut?. Sesungguhnya seorang muslim tidak sama dengan yang lain
dalam ujian mereka, mereka diuji untuk mendapatkan pahala, mengangkat
derajatnya di sisi Allah ta’ala selama dia saba, takut dari siksa
Allah ta’ala dan mengaharap pahala dariNya, yang kelak kematiannya
akan menjadi peristirahatannya dari segala bentuk kesusahan dan
kepayahan. Sehingga dia faham betul bagaimana mana harus berbuat dan
bersikap, dia tidak akan bersusah-susah payah melakukan perbuatan
yang tidak diridhoi Alloh yang menghantarkannya kepada maksiat kepada
Allah, karena dia telah faham dan takut dari siksa Allah.
Berbeda
dengan orang kafir dan orang-orang yang mengikuti jalan kekafiran dia
tidak akan peduli dengan setiap apa yang dia lakukan walaupun pada
hakekatnya perbuatannya akan menjerumuskan dia pada kecelakaan
–na’udzubillah-,
sehingga tak jarang kita melihat mereka dengan seenaknya melakukan
perbuatan yang mereka ingin lakukan padahal perbuatan tersebut
jelas-jelas dilarang oleh Allah ta’ala, dengan demikian kesusahan
yang mereka hadapi di dunia akan terus berlanjut dengan adzab yang
menanti mereka di akhirat padahal kesusahan akhirat berlipat-lipat
ganda bila dibandingakan dengan kesusahan di dunia –wa
na’udzubillah- dengan
demikian kematiannya tidak akan menjadi peristirahatan dia dari
kepayahan bahkan merupakan awal dari kesusah payahan yang akn dia
hadapi.
- Sabar dan taat merupakan senjata orang mukmin
Seorang
mukmin ketika dia tertimpa musibah, mengalami segala permasalahan
maka dia akan bersabar dengan semakin mendekatkan diri kepada Allah
ta’ala memohon pertolongan kepadaNya, karena dia faham dan mengerti
bahwa permasalahan yang sedang dia hadapi pada hakekatnya semua telah
ada yang mengatur. Alah ta’ala berfirman:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا
بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ
مَعَ الصَّابِرِينَ﴿١٥٣﴾
“Hai
orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan
sabar dan shalat.Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.
(QS Albaqarah, 153)
Berbeda
dengan orang kafir dan orang-orang yang mengikuti jalan kekafiran,
ketika mereka tertimpa musibah atau menghadapi permasalahan mereka
akan bingung dan mencari cara sendiri-sendiri untuk menghilangkan
kesedian dan kegelisahannya, tak jarang kita saksikan untuk mencari
ketenangan mereka mabuk-mabukan, mengkonsumsi obat-obat terlarang,
pergi ketempat perzinaan, dan lain-lain yang pada hakikatnya semakin
menjerumuskannya dalam kehancuran dan permasalahan yang lebih besar
lagi, terlebih lagi di akhirat –na’udzubillah-.
- Dengan istighfar mendatangkan kemudahan
Allah
ta’ala menjadikan istighfar (memohon ampun kepada Allah atas segala
dosa-dosa) sebagai salah satu cara yang sangat ampuh untuk
mendekatkan diri kepada Allah sehingga Allah memberi kemudahan kepada
orang-orang yang beristighfar, serta membukakan baginya pintu-pintu
rizki, sebagaimana terdapat dalam sebuah hadis yang berbunyi:
"من
لزم الاستغفار جعل الله له من كل ضيق
مخرجًا ومن كل هم فرجًا ورزقه من حيث لا
يحتسب"
رواه
أحمد وأبو داود وابن ماجه.
“Barang
siapa yang senantiasa beristighfar (memohon ampun kepada Allah)
niscaya Allah akan menjadikan jalan keluar baginya dari setiap
permasalahan, kesempitan, kesedihan, dan akan memberinya rizki dari
arah yang tidak disangka-sangka”. (HR. Ibn Majah, Ahmad, Abu Dawud)
Allah
ta’ala berfirman:
فَقُلْتُ
اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ
غَفَّارًاµ﴿١٠﴾µ
يُرْسِلِ
السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًاµ﴿١١﴾µ
وَيُمْدِدْكُمْ
بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ
جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا﴿١٢﴾
“Maka
aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,
-sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-,(10) niscaya Dia akan
mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,( 11) dan membanyakkan harta
dan anak-anakmu, dan Mengadakan untukmu kebun-kebun dan Mengadakan
(pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai(12).”
Diantara
perkara yang dapat meringankan beban ujian adalah kita harus meyakini
bahwa ada orang yang lebih berat cobaanya daripada kita, dan seberat
apapun pengorbanan yang kita lakukan masih ada orang yang yang lebih
besar pengorbananya dari pada kita, maka ini semua akan menjadikan
ujian yang ada didepan kita pada hakekatnya adalah sesuai dengan
kemampuan dan porsi kita dan kiat pun akan penuh keoptimisan dalam
melalui ujian tersebut.
- Dzikrullah (senantiasa ingat kepada Allah) memberikan ketenangan hati
Ketika
seseorang tertimpa musibah atau pun ujian dalam bentuk apa pun pasti
dia akan merasakan kesedihan dan kegundahan dalam hatinya, sehingga
ujian tersebut akan menjadikan beban dan semakin memberatkannya.
Namun apabila dia senantiasa mengingat Allah niscaya Allah pun akan
mengingatnya dan hatinya akan merasakan ketenangan, dia sadar dan
faham betul bahwa ini semua sesuai dengan kemampuannya, dia tahu
semuanya telah diatur oleh Allah ta’ala, sehingga semuanya akan
menjadi ringan dan tidak menjadi beban baginya karena dia faham betul
dan mengharap balasan dari Allah atas segala ujian yang menimpanya.
Allah ta’ala berfirman:
الَّذِينَ
آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ
بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ
اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ﴿٢٨﴾
(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram.
(QS: Arra’d, 28)
فَاذْكُرُونِي
أَذْكُرْكُمْ ﴿١٥٢﴾
“karena
itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu..”
(QS: Albaqarah, 152)
Semoga
Allah ta’ala menjadikan kita termasuk hamban-hambaNya yang mampu
memahami hakekat keadaan kita di dunia ini, sehingga ujian dan segala
macam permasalahan yang telah Allah tetapkan bagi kita tidak
menjadikan kita semakin jauh dari Allah namun akan menambah kita
semakin dekat kepada Allah sehingga ketika ajal telah menyapa kita
tidak akan semakin merugi, dan Allah menjadikan kematian sebagai
pemutus dari segala bentuk kesusah payahan dan menjadikan akhirat
kita sebagai tempat peristirahatan dari berbagai macam
kesusahpayahan. Amiin..