Senin, 28 Mei 2012

Ketetapan Bagi Kita yang Harus Kita Pahami


 Ketetapan Bagi Kita yang Harus Kita Pahami

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي كَبَدٍ﴿٤﴾
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. (QS: Albalad, 4)
Kesusah payahan dalam kehidupan ini merupakan ketetapan dalam Alquran dan sekaligus kenyataan yang bisa kita saksikan dan rasakan. Sesungguhnya manusia akan dihadapkan pada kesusah payahan yang menanti sepanjang hayatnya, mulai dari penciptaannya dalam rahim ibunya sampai ajal menjemputnya.
Kita dapat menyaksikan bagaimana ketika seorang anak mulai belajar makan, berbicara, berjalan, semuanya berawal dari hal yang paling mudah kemudian bertingkat sehingga mampu melakukannya dengan benar, semua proses tersebit adalah sebagian bentuk nyata kesusah payahan dalam kehidupan yang dapat kita saksikan. Demikian juga ketika beranjak dewasa mulailah mencari pasangan hidup , membina rumah tangga, bekerja, semuanya merupakan kesusah payahan yang pasti akan dilalui oleh manusia dalam hidupnya, demikian keadaan manusia hingga menemui Tuhannya Allah Robbul ‘alamiin. Allah ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَىٰ رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَاقِيهِ ﴿٦﴾
Hai manusia, Sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, Maka pasti kamu akan menemui-Nya.” (QS: Alinsyiqoq, 6)
Namun tidak cukup bagi seorang mukmin hanya mengetahui bahwa dia diciptakan dalam keadaan susah payah, akan tetapi yang terpenting bagaimana seharusnya menyikapi kesusah payahan tersebut? Mengambil faedah dari kesusahan tersebut, bagaimana hasil dan buah dari kesusahan tersebut?. Sesungguhnya seorang muslim tidak sama dengan yang lain dalam ujian mereka, mereka diuji untuk mendapatkan pahala, mengangkat derajatnya di sisi Allah ta’ala selama dia saba, takut dari siksa Allah ta’ala dan mengaharap pahala dariNya, yang kelak kematiannya akan menjadi peristirahatannya dari segala bentuk kesusahan dan kepayahan. Sehingga dia faham betul bagaimana mana harus berbuat dan bersikap, dia tidak akan bersusah-susah payah melakukan perbuatan yang tidak diridhoi Alloh yang menghantarkannya kepada maksiat kepada Allah, karena dia telah faham dan takut dari siksa Allah.
Berbeda dengan orang kafir dan orang-orang yang mengikuti jalan kekafiran dia tidak akan peduli dengan setiap apa yang dia lakukan walaupun pada hakekatnya perbuatannya akan menjerumuskan dia pada kecelakaan –na’udzubillah-, sehingga tak jarang kita melihat mereka dengan seenaknya melakukan perbuatan yang mereka ingin lakukan padahal perbuatan tersebut jelas-jelas dilarang oleh Allah ta’ala, dengan demikian kesusahan yang mereka hadapi di dunia akan terus berlanjut dengan adzab yang menanti mereka di akhirat padahal kesusahan akhirat berlipat-lipat ganda bila dibandingakan dengan kesusahan di dunia –wa na’udzubillah- dengan demikian kematiannya tidak akan menjadi peristirahatan dia dari kepayahan bahkan merupakan awal dari kesusah payahan yang akn dia hadapi.
  1. Sabar dan taat merupakan senjata orang mukmin
Seorang mukmin ketika dia tertimpa musibah, mengalami segala permasalahan maka dia akan bersabar dengan semakin mendekatkan diri kepada Allah ta’ala memohon pertolongan kepadaNya, karena dia faham dan mengerti bahwa permasalahan yang sedang dia hadapi pada hakekatnya semua telah ada yang mengatur. Alah ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ﴿١٥٣﴾
Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat.Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS Albaqarah, 153)
Berbeda dengan orang kafir dan orang-orang yang mengikuti jalan kekafiran, ketika mereka tertimpa musibah atau menghadapi permasalahan mereka akan bingung dan mencari cara sendiri-sendiri untuk menghilangkan kesedian dan kegelisahannya, tak jarang kita saksikan untuk mencari ketenangan mereka mabuk-mabukan, mengkonsumsi obat-obat terlarang, pergi ketempat perzinaan, dan lain-lain yang pada hakikatnya semakin menjerumuskannya dalam kehancuran dan permasalahan yang lebih besar lagi, terlebih lagi di akhirat –na’udzubillah-.
  1. Dengan istighfar mendatangkan kemudahan
Allah ta’ala menjadikan istighfar (memohon ampun kepada Allah atas segala dosa-dosa) sebagai salah satu cara yang sangat ampuh untuk mendekatkan diri kepada Allah sehingga Allah memberi kemudahan kepada orang-orang yang beristighfar, serta membukakan baginya pintu-pintu rizki, sebagaimana terdapat dalam sebuah hadis yang berbunyi:
"من لزم الاستغفار جعل الله له من كل ضيق مخرجًا ومن كل هم فرجًا ورزقه من حيث لا يحتسب" رواه أحمد وأبو داود وابن ماجه.
Barang siapa yang senantiasa beristighfar (memohon ampun kepada Allah) niscaya Allah akan menjadikan jalan keluar baginya dari setiap permasalahan, kesempitan, kesedihan, dan akan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka”. (HR. Ibn Majah, Ahmad, Abu Dawud)
Allah ta’ala berfirman:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًاµ﴿١٠﴾µ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًاµ﴿١١﴾µ وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا﴿١٢﴾
Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-,(10) niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,( 11) dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan Mengadakan untukmu kebun-kebun dan Mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai(12).”
Diantara perkara yang dapat meringankan beban ujian adalah kita harus meyakini bahwa ada orang yang lebih berat cobaanya daripada kita, dan seberat apapun pengorbanan yang kita lakukan masih ada orang yang yang lebih besar pengorbananya dari pada kita, maka ini semua akan menjadikan ujian yang ada didepan kita pada hakekatnya adalah sesuai dengan kemampuan dan porsi kita dan kiat pun akan penuh keoptimisan dalam melalui ujian tersebut.
  1. Dzikrullah (senantiasa ingat kepada Allah) memberikan ketenangan hati
Ketika seseorang tertimpa musibah atau pun ujian dalam bentuk apa pun pasti dia akan merasakan kesedihan dan kegundahan dalam hatinya, sehingga ujian tersebut akan menjadikan beban dan semakin memberatkannya. Namun apabila dia senantiasa mengingat Allah niscaya Allah pun akan mengingatnya dan hatinya akan merasakan ketenangan, dia sadar dan faham betul bahwa ini semua sesuai dengan kemampuannya, dia tahu semuanya telah diatur oleh Allah ta’ala, sehingga semuanya akan menjadi ringan dan tidak menjadi beban baginya karena dia faham betul dan mengharap balasan dari Allah atas segala ujian yang menimpanya. Allah ta’ala berfirman:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ﴿٢٨﴾
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS: Arra’d, 28)
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ ﴿١٥٢﴾
karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu..” (QS: Albaqarah, 152)
Semoga Allah ta’ala menjadikan kita termasuk hamban-hambaNya yang mampu memahami hakekat keadaan kita di dunia ini, sehingga ujian dan segala macam permasalahan yang telah Allah tetapkan bagi kita tidak menjadikan kita semakin jauh dari Allah namun akan menambah kita semakin dekat kepada Allah sehingga ketika ajal telah menyapa kita tidak akan semakin merugi, dan Allah menjadikan kematian sebagai pemutus dari segala bentuk kesusah payahan dan menjadikan akhirat kita sebagai tempat peristirahatan dari berbagai macam kesusahpayahan. Amiin..
 

Kamis, 24 Mei 2012

Kerahmatan Dalam Ajaran صلى الله عليه وسلم


((وما أرسلناك إلا رحمة للعالمين ))
Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam (QS: Al-Anbiya: 107)
  1. Rosululloh sebagai rahmatan lil ‘alamin
Dalam ayat ini ALLOH تَعَالَى menyatakan bahwa Dia telah mengutus nabi Muhammad sebagai rahmat untuk seluruh alam, barang siapa mau menerima rahmat dan mensyukurinya (dengan mengimaninya dan mentaatinya) niscaya dia akan bahagia di dunia dan di akhirat namun sebaliknya, barangsiapa yang menolak dan ingkar niscaya ia akan merugi lagi celaka di dunia, terlebih di akhirat kelak ( Ibnu Katsir ).
  1. Hanya orang beriman yang mendapatkan rahmat di dunia dan di akhirat
Yang menjadi perhatian kita kali ini adalah bahwa rosululloh dan apa yang dibawa beliau merupakan rahmat yang ALLOH تَعَالَى turunkan untuk seluruh makhluq yang ada di jagat raya ini, maka secara otomatis ini akan menjadi sifat yang akan dimiliki oleh orang-orang yang mengemban dakwah beliau dan mereka yang mengikuti rosululloh dengan sebenar-benarnya, demikianlah sifat ahlussunnah wal jama’ah –sebagai pengikut nabi yang baik- keberadaanya akan senantiasa dinanti oleh orang-orang yang beriman, yang selalu mengedepankan apa yang datang dari ALLOH تَعَالَى dan rosulNya dari pada hawa nafsunya, orang-orang yang masih sehat fithrohnya, ALLOH تَعَالَى befirman:
يا أيها الذين آمنوا لا تقدموا بين يدي الله ورسوله واتقوا الله إن الله سميع عليم
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mendahului ALLOH dan rosulNya, bertakwalah kepada ALLOH, sungguh ALLOH Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS. Al-Hujurat: 1)
Sebagaimana yang dikatakan oleh para ulama’ tafsir bahwa makna ayat ini adalah janganlah kamu mendahulukan sesuatu apapun, baik berupa perkataan maupun perbuatan dari pada ALLOH dan rosulNya (Ibnu Utsaimin)
ALLOH تَعَالَى berfirman dalam mensifati Al-Quran:
قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاء وَاَلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِي آذَانهمْ وَقْر وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى أُولَئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَكَان بَعِيد
Katakanlah (Muhammad) Al-Quran adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, dan Al-Quran itu merupakan kegelapan bagi mereka. Mereka itu seperti orang-orang yang dipanggil dari tempat jauh. (QS. Fushshilat:44).
Demikianlah sifat yang dibawa oleh ajaran nabi Muhammad, akan menjadi rahmat untuk orang-orang yang beriman, dan akan hilang sifat tesebut dari orang-orang yang tidak beriman bahkan akan menjadi sebaliknya.
  1. Kerahmatan nabi dan dakwahnya
Hal yang perlu diperhatikan pula bagi para pengemban ajaran nabi, atau siapa saja yang hendak menyampaikan kebenaran dari nabi, sudah seharusnya bagi kita untuk memahami bagaimana akhlaq nabi dalam keseharian beliau maupun cara beliau ketika menyampaikan sebuah kebenaran, karena hal ini lah yang sangat berpengaruh dalam proses penyampaian kebenaran kepada orang yang kita sampaikan kebenaran padanya supaya orang tersebut mau menerima dengan legowo. ALLOH تعالى berfirman:
وإنك لعلى خلق عظيم
"Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) memiliki akhlak yang agung". [QS. Al-Qalam 68 : 4 ]
ALLOH تعالى mengambarkan rosulullah SAW juga dengan sifat ramah dan lemah-lembut,
Firman Allah تعالى :
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظّاً غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Kerana itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu . Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya." )QS. Ali Imran :159 (
Allah تعالى juga menggambarkan Beliau SAW dengan sifat kasih-sayang dan santun terhadap orang-orang yang beriman, Allah SWT berfirman:
لَقَدْ جَاءكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَؤُوفٌ رَّحِيم
"Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang yang beriman." [QS. At-Taubah 9:128]
Dan Rasul SAW sendiripun memerintahkan untuk berlaku lemah-lembut dan menganjurkannya.
Beliau SAW bersabda yang artinya:
"Hendaklah kamu memudahkan dan jangan kamu menyulitkan, dan sebarkanlah olehmu berita gembira dan jangan kamu membuat orang lari (darimu)." ( HR. Al-Bukhori: 69).
Demikianlah nabi memerintahkan kepada para pengemban dakwah nabi supaya mereka bersifat searif mungkin, memudahkan tidak menyulitkan, agar orang yang hendak kita ajak ke jalan yang benar tidak lari dari kebenaran yang kita bawa hanya dikarenakan sifat kita yang tidak bijaksana, terlebih apabila dakwah tersebut bersifat nahyi munkar (seperti melarang dari berbuat bid’ah), karena ibaratnya kita memberikan makanan enak kepada orang yang sedang sakit (karena orang yang melakukan pelanggaran syari’at pada hakekatnya sedang sakit) yang tidak nafsu makan, seenak apapun makanan yang kita bawa akan ditolak, jadi langkah yang kita tempuh adalah dengan mengobati penyakit tersebut terlebih dahulu secara perlahan kita ambil hatinya dengan akhlaq yang mulia, supaya dia mau meminum obat yang kita bawa bila perlu kita bawakan untuknya obat dengan rasa jeruk. Demikianlah petunjuk nabi dalam hidup dan dakwah beliau, Maha Benar ALLOH تعالى atas segala firmannya.

Senin, 14 Mei 2012

BIOGRAFI AD-DĀRUQUTHNY


Nama dan nasab beliau:
Beliau adalah Al-Imām Al-Hāfidz Al-Mujawwid, Syaikhul Islam, tokoh terkemuka, Abu Al-Hasan ‘Ali bin ‘Umar bin Ahmad bin Mahdi bin Mas’ūd bin An-Nu’mān bin Dinār bin ‘Abdillāh Al-Baghdādy Al-Muqriiy Al-Muhaddits, beliau penduduk suatu tempat yang bernama Dārulquthni yang berada di Baghdād.
Sebagaimana yang dikatakan oleh beliau sendiri –tentang kelahiran beliau- bahwa beliau dilahirkan pada tahun 306 H.
Guru-guru beliau:
Semenjak kecil Ad-Dāruquthny sudah mendengar dan mengambil ilmu dari beberapa ulama’, diantaranya Abu Al-Qōsim Al-Baghowy, Yahya bin Muhammad bin Shōid, Abu Bakr bin Abi Dāwūd, Muhammad Al-Anmāthy, Abu Hāmid Muhammad bin Hārun, Ali bin Abdillāh bin Mubasysyir Abu Ali Muhammad bin Sulaiman Al-Māliky, Muhammad bin Al-Qōsim, Abu Umar Muhammad bin Yusuf, Abu Bakr bin Ziyād An-Naysābūry, Al-Hasan bin Ali Al-‘Adawy Al-Bashry, Yusuf bin Ya’qūb, Abu Bakr Ahmad bin Muhammad Al-Adamy, Umar bin Muhammad Ad-Dayroby, Ishaq bin Muhammad Az-Ziyāt, Ja’far bin Abu Bakr, Ismāil bin Al-Abbās Al-Warrāq, Al-Husain bin Ismāīl Al-Mahāmily dan saudaranya Abu Ubaid Al-Qōsim, Abu Al-Abbās bin ‘Uqdah, Muhammad bin Mukhlad Al-‘Athōr, Abu Sōlih Abdurrahmān bin Saīd Al-Ashbahāny, Muhammad bin Ibrōhīm bin Hafsh, Ja’far bin Muhammad bin Ya’qūb Ash-Shoydaly, Abu Thālib Ahmad bin Nashr Al-Hāfidz, dan Al-Hasan bin Yahya bin ‘Iyāsy, dan masih banyak lagi ulama’-ulama’ yang beliau mengambil ilmu dari mereka.
Murid-urid beliau:
Diantara murid-murid beliau adalah Al-Hāfidz Abu Abdillāh Al-Hākim, Al-Hāfidz Abdul Ghany, Tamam bin Muhammad Ar-Rōzy, Al-Fāqih Abu Hāmid Al-Isfirōyīny, Abu Nashr Al-Jundy, Ahman bin Al-Hasan Ath-Thoyyān, Abu Abdirrahmān As-Sulamy, Abu Mas’ūd Ad-Dimasyqy, Abu Nu’aim Al-Ashbahāny, Abu Bakr Al-Barqōny, Abu Hasan Al-Atyqy, dan masih banyak lagi murid-murid beliau dari ulama-ulama yang terkenal dan terkemuka.
Pujian-pujian ulama kepada beliau:
Al-Imām Ad-Dāruquthny -rahimahullōh- termasuk seorang ulama yang terkenal akan keluasan ilmunya, salah satu imam para ahlul ilmi di masanya hingga kini, beliau terkenal akan kekuatan hafalanya yang luar biasa, pengetahuan tentang ilal dan rijal hadits, beliaupun terdepan dalam ilmu qiroat dan jalan-jalannya, kemampuan Ad-Daruquthny dalam ilmu fiqh, ikhtilafat, dan sejarah kehidupan manusiapun juga terkenal sangat luas, dan masih banyak lagi hal-hal yang menunjukkan akan keluasan ilmu beliau.
Berkata Abu Abdillah Al-Hakim dalam kitab Muzakky Al-Akhbār: “Abu Hasan merupakan orang nomor satu pada masanya dalam hafalan, pemahaman, dan waro’. Beliau merupakan imam para qurrō dan para ahli nahwu, pertama kali masuk Baghdad dan bermajlis padahal umur beliau dibawah 30 tahun, dan beliau termasuk salah satu huffadz yang terkenal”.
Berkata Abu Bakr Al-Khothīb: “Ad-Dāruquthny merupakan orang yang sangat langka pada zamanya, yang sangat tenar dan terkenal, seorang tokoh terkemuka, imam, beliaulah puncak ilmu atsar, ilall dan nama-nama rijal dengan kejujuran, ketsiqohan, keselamatan aqidah dan keluasan dalam bidang ilmu lain selain ilmu hadits, diantaranya ilmu qiroāt, beliau memiliki karya tulis imiyah singkat dalam ilmu qiroāt, beliau mengumpulkan kaidah dasar dalam bentuk perbab yang beliau sajikan pada awal permulaan kitab, Al-Khothīb mengatakan: “aku mendengar beberapa orang yang ahli dalam ilmu qiroat, bahwa belum pernah ada seorang ahli ilmipun yang mendahului Abu Al-Hasan (Ad-Dāruquthny) dalam penulisan metode seperti ini, bahkan para qurrā setelah beliaulah yang mengikuti metode beliau ini. Beliau juga ahli fiqih yang mahir dalam mengetahui madzhab-madzhab fiqih, cukuplah kitab beliau As-Sunan yang menunjukkan akan kemahiran beliau dalam hal tersebut …”.
Berkata Abu Bakr Al-Barqōny: “Ad-Dāruquthny menyalurkan ilmunya padaku tentang ‘ilal dari hafalannya”.
Berkata Al-Qodhy Abu Ath-Thoyyib Ath-Thobary: “Ad-Dāruquthny merupakan amīrul mukminīn dalam ilmu hadits”.
Wafat beliau:
Beliau wafat pada hari kamis hari kedelapan dari bulan Dzulqo’dah pada tahun 385 Hijriyah, demikianlah Al-Khothīb menuliskan tentang wafat beliau, semoga ALLAAH TA’AALAA menempatkan kita dan beliau surgaNya yang luas dan menjadikan kematian kita sebagai peristirahatan kita.
Referensi:
((Sunan Ad-Dāruquthny)), darul ma’rifah Beirut, cetakan pertama 1422 H-2001M.

الزائرون

Pages

Comments

Recent Post

Slider(Do not Edit Here!)

Navigation (Do not Edit Here!)

Footer Widget 2

Translate

Popular Posts

My Profil

Foto saya
أشهد أن لاإله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله

search

Nav menu